Sabtu, 21 Desember 2013

SURAT KOSONG FOR NEPTUNE

SURAT KOSONG FOR NEPTUNE
( pengarang : Dessy Ryanti Purwaningtyas )








Dear Neptunus..
Di malam yang pekat akan hawa kesejukkan..
Hujan seakan tak ingin pergi meninggalkan ku yang lemah..
Terdiam dalam balutan dilema akan kesedihan yang tiada henti..

Langkah kaki yang gemetar dan tubuh yang mulai mengigil akan kehujanan..
Tak menyurutkan ku melihat wajah ibukota yang padat dengan rimbunan rintik-rintik hujan..
Sesekali kepala ini ku tadahkan ke atas langit malam yang dingin..
Berharap keajaiban turun dari langit membawaku pada kebahagiaan yang abadi..

Rentetan mikrolet menyabangi raga ini namun tak satu pun ku naiki..
Karena otak ini yang terkadang amnesia membuat ku linglung tak berdaya..
Seketika sebuah payung menyambangi raga ini..
Terlihat seorang gadis menawarkan ku tempat berteduh..
Sepertinya ia tak tega melihat ku yang kuyup oleh hujan..





Masih terbayang seketika keindahan masa laluku..
Tawa bahagia oleh adik-adikku, ayahku dan ibuku..
Begitu hangat dan begitu ceria di mata..
Seakan itu tak ingin ku lepas dalam genggaman ku..

Tersorot bahagia juga keindahan saat bersama Sang Pangeran Surgaku..
Dengan senyum manis, sang pria berkacamata yang memillki sedikit kumis di wajah menyapaku..
Memanggilku dengan sebutan "IBU" dan aku pun membalasnya "Bapak.. udah sampe?"
Suatu percakapan yang sangat ku rindukan tatkala ia datang ke rumahku..

Masa depan indah yang hampir ku raih itu kini harus terputus..
Di halang biaya yang tak memadai dan ketidak harmonisan hubunganku dengan Sang Direktur kampus..
Memaksaku untuk keluar dari jalan ketenagaan medis..
Suatu cita-cita yang ku rajut dari awal bersama dia Sang Pangeran Surgaku..





Lamunanku seketika buyar ketika salah satu supir mikrolet meneriaki ku..
"Mbak, mau naik nggak?!"
Dengan badan yang agak lesu, ku menaiki mikrolet berlabel 06 tersebut..
Ku duduk ditepian, terlihat mereka memperhatikan ku..
Namun tak ku perdulikan !

Menyusuri halte busway jurusan Gelanggang Remaja
Kala itu malam yang begitu hujan lebat..
Kaki lemah itu terus melangkah menopang raga ini yang lelah sepulang kerja..
"Sangat lelah dan aku ingin istirahat", pikirku dalam hati..

Namun..
Pada suatu sore, selepas sholat maghrib..
Bunyi nada sms di bb berdering..
Seakan malas tapi harus ku buka pesan itu..

"Kepada Saudari Dessy Ryanti Purwaningtyas, diharapkan untuk segera datang ke kantor Selasa, 17 Desember 2013 untuk melakukan interview mohon konfirmasi kedatangannya, Terima kasih"

Pesan sms itu membuatku panik dan bahagia, akhirnya ada jalan untuk bahagiakan ibu dan adik-adik..
Kepanikkan itu berselubung dengan kesedihan karna aku harus segera berangkat..
Meninggalkan teman asrama, teman kerja dan Jakarta..
Bagai nano-nano perasaan ku saat itu..





Pukul 4 Subuh pun ku berangkat meninggalkan kost..
Berbekal peluk hangat dosen ku yang berhati baik dan pelukkan hangat Sang Ibunda..
Ku melangkah meninggalkan Monas dan Jakarta dan pulang kembali ke kampung halaman..
Pesawat pun take off tepat pukul 7 pagi..

9 pagi waktu indonesia bagian barat..
Pesawat yang ku tumpangi landing di kota kelahiranku tercinta..
Bergegas meninggalkan bandara supadio..
Meluncur segera ke TKP..

Proses interview berjalan lancar..
Tiada yang salah dalam aku bertutur kata saat proses interview..
Namun hasil yang di dapat sangat mengecewakan..
Perusahaan yang ku lamar ternyata perusahaan trading yang abal-abal..

Untuk kesekian kalinya aku di tipu lagi, nus..
"Masuk kuliah di tipu.."
"Ngelamar kerjaan di tipu.".
"Ntah kenapa aku mudah sekali di tipu.."
"Apakah aku tampang-tampang korbannya penipu?"
'Gila' ! Stress gua" teriakku dalam hati.

Aku tak lagi memiliki target hidup, nus..
Rasanya sudah tak bersua ku bergelut di dunia fana ini..
Aku sudah tak berguna lagi..
Tak ada gunanya lagi..

Dalam gelap malam kelabu langit kota Pontianak, daku hanya bisa menangis..
Menanti keajaiban mukjizat Tuhan..
Berharap Tuhan mengembalikan cita-citaku yang telah di telan meteor..
Berharap Tuhan mengembalikkan keadaan keluargaku yang retak oleh gading perceraian..
Dan berharap Tuhan juga mengembalikkan Pangeran Surgaku di dalam pelukkan ku..

Daku pun hidup bahagia selamanya tanpa kegalauan dan dilema penderitaan berseling kedukaan..





22 Desember 2013..
Hari yang sangat istimewa dan selalu di peringati oleh seluruh anak-anak di dunia..
Salah satunya aku dan adik-adikku..
Namun hari ibu kali ini sangat begitu membuat hati ini pilu..
Ibuku masih di jakarta, nus. Mengais sedikit rupiah untuk kami anak-anaknya..
Kini ibuku harus berjuang sendiri seorang diri demi bisa terus melihat senyum dari wajah kami..

Begitu inginnya aku menggantikan posisi ibunda dalam pekerjaannya..
Begitu inginnya aku berguna untuk ibu dan adik-adikku mungkin serta ayahku..
Begitu inginnya aku mapan dan bisa membayar segala hutang-piutang ayah dan ibuku..
Begitu inginnya aku melihat wajah adik-adikku bahagia dan tersenyum gembira..

Aku tak ingin adik-adikku merasakan apa yang telah ku alami..
Menjadi seorang korban broken home itu tidak manis..
Begitu banyak asam dan pahit yang ku lewati, nus..
Dan aku berharap cukup aku saja yang merasakannya, jangan adik-adikku..





Kupandangi langit-langit malam sembari menyusuri langkah-langkah yang pernah ku lewati bersamanya..
Bibir terkunci rapat tanpa tersadar mengalirlah tetes-tetes airmata..
Otak ini semakin tak berdaya untuk berfikir dan tak tahu harus perbuat apa?
Jiwa ini semakin kehilangan kendali seakan level amnesia semakin menjadi..

Roda-roda motor milik pakde-ku (dalam bahasa jawa artinya paman) yang kunaiki itupun seperti membawaku ke arah sebuah rumah..
Titik-titik malam seakan menjadi petunjuk jiwa ku yang kala itu di landa kelinglungan..
Tak lama kemudian roda-roda dan titik-titik itu seakan berhenti..
Pelopak mata yang lesu ini memandang lemah di suatu sudut, sudut itu adalah gubuk indahku..

Plank yang bertuliskan "Rumah ini di jual hub. 0896xxxxx"..
Semakin memaksa raga ini untuk segera merebahkan diri di tengah jalan..
"Oh.. Tuhan !"
"Tak henti-hentinya cobaan yang kau timpakan padaku"
"Ingin rasanya aku berteriak, Tuhan.."
"Tapi aku tak punya daya untuk melakukan itu"
"Karna raga ini yang sudah begitu lemah dan lemah semangat"

Menatap ke langit-langit kamar yang sudah lama ku tinggalkan..
Tatapan kosong itu kembali membuat mata ini meneteskan airmata..
Flashback menyoroti kejadian masa lalu..
Masa lalu yang kini belum bisa mengembalikkan wajah senyumku yang murni..

Kupandangi foto-foto yang memiliki senyum dari wajahnya..
Ku raba dengan sedikit membelai sembari termenung kosong dalam lamunan..
Tangan-tangan itu seketika berhenti pada 2 foto yang tertempel erat di lemariku..
Foto keluarga besarku dan fotoku bersama Sang Pangeran Surgaku..
Lamunan itu membuat daku kembali meneteskan airmata kembali..

Jari-jemari ku seketika bergemetar..
Tungkai kaki pun sejuk segera mengigil..
Bola mata ini semakin menjadi mengeluarkan butir-butir airmata tiada henti..
Bibir-bibir ini pun semakin mengunci rapat..

Duduk lalu merebahkan raga ini di atas kelambu manisku..
Temaram lampu tidur seakan menjadi awan menutupi mataku yang bengkak dalam gelap..
Tangan ini kembali meraba dinding-dinding kamar yang sudah lama ku tinggalkan..
Mata yang bengkak itu masih terus menangis hingga akhirnya ku terlelap..





Mentari menyongsong dan mengintipku di langit-langit jendela kamar..
Aku pun terkejut bangun lalu segera ke kamar mandi..
Membasuh sepercik air ke wajah yang berbalut bekas airmata yang menetes kemarin..
Membuka gorden dan jendela menoleh pagi pertama kembali ke rumah setelah 4 hari ku bersembunyi..

Terdengar bb ku berdering..
Panggilan itu ternyata dari pakde-ku, menginginkanku untuk menemuinya..
Hujan pagi yang begitu lebat bak berkah yang turun dari langit..
Seakan melarangku untuk keluar dari gubuk indahku itu..
Tapi aku tak perduli !

Hujan semakin lebat, dan tubuh ini begitu mengigil kedinginan..
Tapi tetap saja ku hantam tak ku hiraukan..
Akhirnya aku pun sampai dengan selamat..
Hujan seketika mereda saat aku tiba di kediaman pakde-ku..

Duduk memaku dengan tubuh setengah kuyup di terpa hujan..
Ku kembali melamun dalam pikiran yang kosong..
Terdengar kembali bb ini berdering..
Sekilas ku lihat, nomor ini sebelumnya tidak pernah ada di kontak ku..

Panggilan itu pun ku jawab dengan mengawalinya dengan salam..
"Halo..Assalamu'alaikum", kataku..
"Selamat pagi, apakah ini benar atas nama saudari Dessy Ryanti Purwaningtyas", tanyanya padaku..
"Iya, mbak. Ada apa ya?", tanya ku heran..
"Kami dari Dental Plus, lamaran anda sudah kami terima. Besok kami harapkan anda untuk melakukan interview ke kantor kami. Kami tunggu anda." jelasnya padaku..
"Maaf, mbak saya sekarang lagi di Pontianak. Kemarin saya memang lagi di Jakarta. Tapi saya sekarang di Pontianak" jawabku dengan sedikit bingung..
"Wah, kami tunggu besok loh mbak di kantor. Banyak loh mbak yang ngelamar. Tapi yang kami interview hanya sedikit. Kalo mbak nggak bisa kita ganti yang lain saja" jawabnya agak sedikit mengancamku..
"Iya, mbak. saya usahakan dulu, ntar saya kabari mbak lagi" jawabku bingung..
"Saya butuh kepastian hari ini,mbak." balasnya dengan nada agak sedikit memaksa..
"Iya mbak saya pastikan keputusan saya hari ini" tegasku..
"Oke saya tunggu, mbak." balasnya..
"Iya, mbak. makasih" jawabku setengah panik..

Perasaan itu pun kembali lagi..
Panik, bingung dan sedikit bahagia, namun perlahan emosi itu aku kontrol..
Trauma itu kembali, aku takut hal yang kemarin kembali terjadi..
Selain menguras kantong, hal itu juga menyia-nyiakan waktuku..
Pikiran jernih tak lagi bisa ku kendalikan..
Tak ingin kembali salah langkah, aku pun segera menghubungi ibuku yang masih di ibukota melalui telpon genggam milik mbah putri ku (dalam bahasa jawa artinya nenek) karna aku sudah kehabisan pulsa..

"Ma, angkat telpon dong, please", harapku dalam cemas..
"tutttt..tutttt..tutttttt...tuuuuuuttttttttttt...tuuuuutttttttttt..."
"Halo, ade ape?" jawab mama..
"Halo Assalamu'alaikum, ma. Tyas tadi di telpon dari Dental Plus Jakarta untuk besok interview ke kantor jadi gimane ma? Tyas bingung.. tadi Tyas udah jelaskan kalo Tyas lagi di Pontianak bla..bla..bla.."
Bla..bla..bla...

Ibuku hanya menyesali keputusanku yang terlalu emosi untuk pulang ke Pontianak..
Aku bingung, aku ingin sekali pergi interview tapi tabungan ku yang sangat menipis..
Seakan jadi penghalang untuk aku meluncur ke ibukota kembali..
Demi melakukan interview yang bisa menjadikkan ku kembali menjadi seorang tenaga medis..
Namun trauma itu kembali menggoyahkan jiwaku yang labil..
Memaksaku untuk memikir matang-matang kembali sebelum kembali ke ibukota..
Yang pernah membuatku menjadi anak tiri di Jakarta..

Bb ku pun kembali berdering, perasaan panik itu kembali lagi. Kembali ku angkat..
"Halo, Assalamu'alaikum" kataku..
"Halo, selamat pagi, mbak. Kami tunggu mbak sampai hari Kamis, tanggal 26 Desember 2013 Pukul Setengah 12 Siang di kantor ya" jelasnya ia langsung padaku..
"Oh.. iya mbak. Iya saya usahakan. Sebelumnya makasih banyak, mbak." balasku dengan perasaan yang sedikit bingung..
"Iya sama-sama. Selamat pagi" dia mengakhiri..
"Pagi" balasku..

Huuuhhhh... !!
Apa yang harus aku lakukan, neptunus ?
Aku sangat butuh petunjuk Tuhan, Aku tak ingin salah langkah lagi..
Aku tak ingin kembali salah langkah dan salah dalam mengambil keputusan..





Kamis pagi di 25 Desember 2013...
Ku terbangun segera dari pelabuhan lelapku...
Bergegas ke kamar mandi lalu lekas pergi...
Pergi menemui Sang Dewa Laut, Neptunus yang telah lama menanti..

Satu jam waktu habis untuk sebuah perjalanan itu...
Hingga pada akhirnya aku sampai pada tujuan ku...
Istana Sang Neptune, Laut bebas & lepas...
Sejenak ku lepaskan segala beban di pundak...

Angin laut yang terus berhembus menyambutku di tepian...
Seberkas surat kosong keluar dari kantong kecil...
Jari-jemariku menarik halus surat kosong indah itu hingga keluar dari jaket yang melekat di tubuh..

Dalam lamunan yang penuh pengharapan...
Sesekali ku menatap surat kosong itu...
Memastikan kehidupan ku kelak kan lebih baik & penuh berkah...
Meski semuanya kini telah pergi meninggalkan ku...
Namun ku berharap Tuhan takkan membiarkan ku terpuruk...

Tanpa terasa tetesan air mata membasahi pipi...
Saat rekaman masa lalu kembali terlintas membayangi...
Kehangatan pelukan keluarga yang sempurna...
Kebahagiaan cinta Sang Pangeran Surga...
Dan kebanggaan yang hampir mencapai cita-cita...
Harus lenyap & enyah oleh keadaan yang tak terpuruk membara....

Daku pun meluapkan segala perasaan pada Neptunus...
Menangis sejadi-jadinya!
Teriak sejadi-jadinya !
Mengungkapkan mimpi-mimpi  indah...
Walau ku tak tahu jalan ke depan mulus atau tidak...

Harapan ku seakan pupus...
Akhir tahun bukanlah yang terbaik...
Sebagai media harapan bahagia...
Hanya mukjizat Tuhan-lah yang tergantung...
Pasrah akan segala apapun yang terjadi padaku...
Baik buruk itu terserah Tuhan saja kepadaku bagaimana baiknya...

Perlahan surat kosong itu ku lepas dari genggaman...
Berlayar ke laut bebas & lepas menuju istana Dewa Laut Sang Neptune...
Berharap Neptunus memberikan surat itu kepada Tuhan...
Dan Tuhan menuliskan takdir indah dan bahagia dalam suratan hidupku...
Mengakhiri segala kesedihan dan kepiluan yang hinggap di bhatin dan jiwa...





Satu bulan kemudian...
Happy ending pun ku terlukis di kisah ini, penuh bahagia dalam gambaran...
Dari sekian perjalanan panjang ku mencari pekerjaan di tanah kelahiran...
Akhirnya keberuntungan berpihak padaku...
Kini aku bekerja di sebuah perusahaan supermarket internasional...
Aku duduk di posisi admin dari sebuah divisi perusahaan tersebut...
Semuanya berkat Tuhan yang menulis surat kosong ku kemarin dengan hikmah indah...

Melalui tangan sahabatku sebagai perantara...
Aku kini semakin bersyukur atas apa yang ku dapatkan...
Tak mudah mencapai ini semua...
Segalanya butuh perjuangan, kerja keras, sabar & ikhlas...

Aku begitu bahagia dengan pekerjaan ku saat nanti...
Angan-angan ku untuk menata hidupku kembali rapi di masa depan...
Seakan sudah dalam genggaman...
Terima kasih, Tuhan...
Terima kasih untuk suratan indah yang Engkau goreskan...
Pada surat kosong yang ku titip kepada Neptunus Dewa Laut...

Aku berharap goresan takdir yang penuh bahagia, canda & tawa...
Selalu terbias dalam surat kosong ku itu oleh-Mu...
Selamanya...
Hngga ajal menjemput ku...
Dan berbahagia bertemu Engkau, Tuhan-ku...
Allah Azza Wa Jalla... :)






- - -THE END- - -




(Segelintir kisah nyata karya emas DESSY RYANTI PURWANINGTYAS)























READ MORE - SURAT KOSONG FOR NEPTUNE

free counters



Template by:

Free Blog Templates