Rintihan Anak Cacat Separuh Jiwa
( karya : Dessy Ryanti Purwaningtyas )
Jum'at malam kelabu untukku di saat itu..
Malam yang penuh balutan air mata kekecewaan..
Dan ketidak sanggupan seorang gadis nan rapuh..
Akan cobaan yang silih berganti, menerpa ku seorang diri..
Tanpa henti dan tanpa belas kasih..
Rengekanku seakan tiada arti..
Tatkala seorang ibu yang amatku cintai..
Lebih memilih pria lain di cintainya daripada aku anaknya..
Bagaikan butiran debu, seketika di telan hembusan angin..
Di buang dan tak berarti lagi..
Oleh seorang wanita yang teramat berarti di hidupku..
Kala dulu pernah berjuang melahirkan ku ke dunia..
Dan membesarkan ku hingga kini beranjak dewasa..
Tuhan..
Kapankah semua ini kan berakhir !
Aku sungguh tak sanggup menjalani arus takdir ini..
Yang buatku sering kali tergelincir jatuh..
Lemah dayaku tuk kembali bangkit..
Berusaha tegar di balik senyum manis yang terukir indah di wajah..
Goresan kisah hidup nan pahit mengulas cerita tanpa jenuh..
Menjadikan ku sebagai pemeran utama korban keegoisan kedua orang terbaik di hidupku..
Membuatku merasa teramat terpuruk dari sebagian mereka pelakon cerita hidup bahagia..
Mimpi-mimpi indah tertulis di khayal anganku tatkala kedua mata ini memandang keluarga sempurna..
Namun ada kalanya ku tak mampu hingga tetesan airmata menjadi isyarat..
Bahwa mulut tak mampu lagi menjelaskan kepada dunia..
Tuhan..
Ku berharap kelak di masa depan nanti..
Anakku takkan merasakan pahit dan getirnya menjadi aku, ibunya..
Andaikan mereka semua tahu..
Akan rasanya menjadi anak korban perceraian kedua orang tua mereka..
Pasti mereka kan mengerti tanpa harus bibir ini bercuap-cuap kepada hiruk-pikuk dunia fana..
Tentang rintihan anak cacat separuh jiwa..